interdoxin 50 mg dan 100 mg

Interdoxin obat apa?

Interdoxin adalah antibiotik Doxycycline untuk mengobati berbagai infeksi bakteri pada tubuh. Beberapa jenis infeksi yang dapat ditangai seperti pneumonia, kolera, infeksi saluran kemih, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada mata, serta infeksi menular seksual seperti gonore dan sifilis.

Antibitotik ini juga digunakan untuk mengobati jerawat dan pencegahan malaria serta terapi untuk pasien yang alergi penisilin.

Doxycycline yang terkandung dalam Interdoxin merupakan antibiotik jenis tetrasiklin yang memiliki spektrum luas dalam membasmi bakteri dan protozoa patogen.

Ringkasan Obat Interdoxin

Jenis obatAntibiotik tetrasiklin generasi ke-2
GolonganObat keras, harus dengan resep
KandunganDoxycycline 50 mg dan 100 mg
KegunaanMengobati infeksi bakteri dan protozoa patogen yang rentan terhadap pemberian antibiotik tetrasiklin
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori D (hindari)
ProdusenInterbat
Harga
  • Rp. 10.000 – 12.000 per kapsul 100 mg, per strip isi 4 kapsul, per box isi 5 strip
  • Rp. 5.000 – 7.000 per kapsul 50 mg, per strip isi 4 kapsul, per box isi 5 strip

Cara Kerja dan Fungsi Obat Interdoxin

Fungsi Interdoxin dalam tubuh yaitu sebagai pembasmi bakteri dan protozoa yang rentan terhadap pemberian doxycycline. Bahan aktif Interdoxin berupa doxycycline ini merupakan antibiotik tetrasiklin sintetis generasi ke dua yang efek toksisitasnya lebih kecil dibanding generasi pertama.

Doxycycline digunakan untuk membasmi berbagai infeksi bakteri gram positif maupun gram negatif, dari jenis anaerob maupun aerob. Diantaranya seperti infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, listeriosis yang disebabkan Listeria monocytogenes, infeksi mata yang disebabkan Chlamydia trachomatis, dan berbagai infeksi bakteri lainnya.

Doxycycline menghambat sintesis protein dengan menghambat subunit ribosom  30S bakteri. Akibatnya bakteri akan kesulitan membentuk protein penting untuk siklus hidupnya sehingga akhirnya menyebabkan efek bakteriostatik pada bakteri.

Indikasi dan Kegunaan Interdoxin

Interdoxin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan protozoa yang rentang terhadap pemberian antibiotik doxycycline seperti pada beberapa penyakit berikut:

  • Pneumonia.
  • Eksaserbasi bronkitis kronis akibat bakteri.
  • Kolera.
  • Rickettsiosis.
  • Infeksi saluran kemih, endoservikal dan rektal yang disebabkan bakteri.
  • Acne vulgaris.
  • Terapi antibiotik untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.
  • Pencegahan terhadap serangan malaria falciparum yang resisten terhadap pemberian chloroquine.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap doxycycline dan antibiotik tetrasiklin lainnya.
  • Anak-anak umur kurang dari 8 tahun (kecuali untuk kasus antraks yang mengancam jiwa).
  • Ibu hamil dan menyusui.
  • Pasien yang diterapi dengan methoxyflurane.

Dosis Interdoxin dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Interdoxin untuk mengobati infeksi bakteri yang rentan

  • Dosis dewasa: 200 mg dalam dosis tunggal atau di bagi dalam 2 dosis pada pemberian hari pertama. Kemudian dosis dikurangi menjadi 100 mg sekali sehari. Untuk infeksi yang parah 200 mg per hari.
  • Dosis anak-anak:
    • Umur > 8 tahun dengan berat <45 kg: dosisnya 4,4 mg/kg berat badan di bagi dalam 2 dosis pada hari pertama dan 2,2 mg/kg BB untuk hari selanjutnya. Untuk infeksi yang parah 2,2 mg/kg BB setiap 12 jam sekali.
    • Umur > 8 tahun dengan berat > 45 kg: sama dengan dosis dewasa.

Dosis Interdoxin untuk mengobati infeksi saluran kemih dan IMS

  • Dosis dewasa: 100 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

Dosis Interdoxin untuk pencegahan serangan malaria falciparum yang resisten terhadap chloroquine

  • Dosis dewasa: dikombinasikan dengan quinine: 200 mg per hari selama paling tidak 7 hari.

Dosis Interdoxin untuk pencegahan antraks

  • Dosis dewasa: pencegahan pasca terpapar, 100 mg 2 kali sehari selama 60 hari. Dosis perawatan: 100 mg 2 kali sehari selama 7 – 10 hari. Untuk kondisi terpapar pada kulit, 200 mg dalam dosis tunggal dan dilanjutkan 100 mg 12 jam sekali, dikombinasikan dengan obat bersifat bakterisidal selama 2 minggu hingga kondisi stabil.
  • Dosis anak-anak: berat kurang dari 45 kg, 2,2 mg/kg berat badan 2 kali sehari selama 60 hari. Untuk berat lebih dari 45 kg sama dengan dosis dewasa.

Dosis Interdoxin untuk mengobati jerawat

  • Dosis dewasa: 50 mg sekali sehari selama 6 – 12 minggu.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan. Jika muncul gangguan pencernaan obat dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau susu.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Interdoxin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Interdoxin

Interdoxin umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Interdoxin meliputi:

  • Pertumbuhan mikroba yang diluar kebiasaan terutama jenis jamur.
  • Esofagitis yang ditandai dengan dada terasa panas, terutama jika obat dikonsumsi sebelum tidur.
  • Hipertensi intrakranial ringan ditandai dengan sakit kepala dan penglihatan buram.
  • Perubahan warna gigi.
  • Hipoplasia enamel.
  • Dermatitis eksfoliatif.
  • Fotosensitivitas.

Efek Overdosis Interdoxin

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Interdoxine dapat berupa reaksi anafilaktik, sindrom Stevens Johnson, hepatotoksisitas dan diare yang disebabkan Clostridium difficile. Jika kondisi ini terjadi segera kunjungi unit kesehatan terdekat atau konsultasikan dengan dokter keluarga Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi antibiotik doxycycline atau jenis tetrasiklin lainnya.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit kelamin diluar infeksi bakteri, myasthenia gravis, lupus eritematosus sistemik, serta penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Interdoxin untuk ibu hamil?

Bahan aktif Interdoxin berupa doxycycline masuk dalam jenis obat kategori D untuk ibu hamil.

Artinya: obat ini terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari atau jika sangat dibutuhkan saja.

Bolehkah Interdoxin untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Interdoxin diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Sebagai antibiotik kelas tetrasiklin doxycycline juga dikontraindikasikan untuk ibu menyusui karena efek sampingnya pada bayi yang menyusu dapat berupa pewarnaan enamel dan deposisi tulang. Penggunaan dalam dosis kecil dan waktu singkat diketahui cukup aman namun dapat menyebabkan diare pada bayi yang menyusu.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Interdoxin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Interdoxin dengan obat-obat berikut:

  • Isotretinoin, meningkatkan risiko pseudotumor serebri.
  • Kontrasepsi oral, dapat meningkatkan risiko pendarahan.
  • Antikoagulan (warfarin), meningkatkan waktu protrombin sehingga meningkatkan risiko pendarahan.
  • Antasida mengandung Al, Ca, Mg, dapat menurunkan efektivitas obat ini.
  • Ciclosporin, meningkatkan efek farmakologis obat ini.
  • Methoxyflurane, dapat menyebabkan toksisitas ginjal (berakibat fatal).